Kamis, 04 Juni 2015

ESCAPE



  8


Aku minum segelas air sebelum aku menceritakan hal yang baru saja terjadi tadi. “Gue juga sebenernya gatau apa – apa tentang dia. Pas tadi gue diajak ngobrol sama keluarganya pun itu baru pertama kalinya gue ketemu mereka. Cuma kayaknya gue sedikit gak asing sama jerry” ucapku sambil memperhatikan infus di lengan ku.

“Jadi lu ngerasa lu pernah ngeliat atau ketemu dia di suatu tempat yang lu gak inget ?” jawab fraya dengan nada seorang detektif.

“Ya kurang lebih begitu sih”

“Hmm,apa dia temen sekolah lu pas SD atau SMP ?” tanyanya.

“Kalo SMP sih kayaknya enggak deh. Dan SD juga kayaknya enggak. Lagian emang lu ngrasa pernah punya temen SD kayak dia ?” aku bertanya balik padanya.

“Lah,mana gue tau. Kenapa lu nanya gue,itukan SD lu”

“Heh ! inget ya,dulu kita itu satu SD ! pikun apa gimana sih lu ?” ucapku sambil menyenggol tangannya yang sedang ia gunakan untuk menopang dagu di atas tempat tidurku. Dan hasilnya dia hanya cengengesan. Sebenarnya sampai sekarang pun aku masih memikirkan hal itu.

“Sekarang coba pake feeling lu,kapan dan dimana lu pernah ketemu dia?” ucapnya.

Aku berfikir. Ah,aku tidak tau. “Kupu – kupu hitam” jawabku spontan.

“Hah ? Mana ? Mana kupu – kupunya ?” kata fraya sambil melihat seisi ruangan. “Gak ada. Lu mau nakut – nakutin gue ?” ucapnya sambil memicingkan mata.

“Bukan,bukan gitu maksud gue. Gatau kenapa tiba – tiba gue nyebut kata – kata itu,dan sejak kapan lu takut sama kupu – kupu hitam ?” tukasku.

“Lu gak inget,terakhir kali lu tereak kupu – kupu hitam tapi yang muncul malah kecoa terbang ? siapa yang gak ngeri kalo tiba – tiba ada kecoa terbang disini” balasnya sambil memelototi ku. Rasanya aku ingin tertawa jika ingat kejadian itu lagi. “Tuh kan,kenapa topik pembicaraan kita jadi kecoa terbang sih ? jijik gue”

“Kan lu duluan yang ngomongin kecoa terbang. Hahaha” aku tertawa mengejeknya. Rasanya bahagia sekali kalau ada fraya disini. Mungkin akan lebih bahagia seandainya orang tua ku yang ada disini. Tapi tak apa lah,fraya pun sudah cukup buatku.



“Ava ? kamu dimana nak ? mama pulang bawa oleh – oleh nih buat kamu. Ava ?” panggil mama ku. Aku hanya duduk di pinggir tempat tidurku.

Sudah 2 tahun sejak kejadian itu terjadi,tapi aku masih merasa itu baru terjadi kemarin. Aku sudah duduk di bangku kelas 2 SD.  Mereka datang tinggal disini hanya 3 bulan dan kemudian mereka pergi lagi selama 1 bulan dan itu selalu berulang selama 2 tahun belakangan ini. Aku tidak tau apa yang mereka kerjakan dan aku tidak mau tau. Pintu kamarku terbuka dan mama masuk dengan beberapa paper bag.

“Ava ? ini mama bawakan oleh – oleh. Coba kamu lihat ini” ucap mamaku sambil menyuruhku untuk ikut duduk di bangku. “Mama punya hadiah special buat kamu” mamaku mengeluarkan sebuah kotak perhiasan dari dalam paper bag nya. Ada sebuah kalung dengan liontin berbentuk kupu – kupu dan di tengah – tengak kupu – kupu itu terdapat sebuah benda berkelip berwarna hitam. Mama memakaikannya ke leherku.

“Ini terlalu besar mah” kataku karena kalung itu mungkin  lebih cocok dipakai mama.

“Tidak apa – apa,kamu suka ?” tanya mama ku. Aku mengangguk. “Mama juga membeli ini untuk kamu” mama mengeliarkan satu kotak lagi dari paper bag nya yang berisi bola Kristal yang dapat menyala. Mama meletakannya di lemari barang – barangku. “Ava,mama mau merapikan barang – barang dulu ya”

“Iya mah. Dan makasih kalungnya,ava suka. Kupu – kupunya lucu” ucapku sambil memperhatikan liontin kalungku.

Mama tersenyum dan menutup pintu kamarku



“Bagaimana perkembangan kondisi ava dok ?” itu suara mama.

“Keadaannya berangsur – angsur membaik bu,mungkin besok dia sudah bisa pulang” jelas dokter wiryawan. Itu dokter yang mengobati ku sejak kecil.

“Ava ? kamu udah bangun ?” suara siapa itu ? ah,aku baru ingat,itu suara jerry.

“Baik,kalau begitu saya tinggal dulu bu” ucap dokter.

“Kamu udah merasa baikan va?” tanya ibuku. Aku hanya mengangguk. “Ini,makanannya di makan dulu ya,biar mama yang suapin” ibuku memberikan ku bubur dari rumah sakit yang sudah di siapkan untuk pasien. Telfon mama berbunyi,tapi mama tidak menjawabnya.

“Angkat aja dulu mah telfonnya,kali aja penting” ucapku. Kemudian ibuku menjawab telfon dan memberikan mangkuk bubur itu kepada jerry. Sepertinya mama sedang berbicara dengan papa di telfon.

“Va,kamu disini sama jerry dulu ya. Mama ada sedikit urusan,tadi fraya pulang soalnya dia harus sekolah hari ini. Mama tinggal dulu ya va” ujar ibuku lalu ia keluar dari ruangan ini.

Jerry menyuapiku bubur yang tadi di berikan ibuku. “Emang lu gak ada kerjaan sampe harus nungguin gue disini ?” tanyaku.

“Enggak ada,nih makan lagi” jelasnya sambil menyodorkan sendok yang berisi bubur. Seandainya aku tidak dalam keadaan seperti ini,aku pasti sudah melarikan diri untuk mencari udara segar di luar. Aku memperhatikan wajahnya. Kulitnya putih,hidungnya mancung dan bibirnya yang tipis. Potongan rambutnya yang kalau tidak salah undercut slick back,aku tau karena aku pernah melihat model rambut seperti itu di internet. Warna lensa matanya hitam pekat tidak seperti mataku yang berwarna coklat terang.

Ketika aku sedang memperhatikan nya,pandangan kami bertemu satu sama lain. “Uhuk…” aku tersedak. Sungguh memalukan sekali aku ini.

“Pelan – pelan va makannya” ucap jerry sambil memberikan ku air minum. Aku sadar ia sedang memperhatikan luka di dahi ku. “Itu kenapa ?” tanyanya.

“Gapapa,ini cuma gara – gara jatoh dari sepeda aja” jawabku asal. “Udah udah,gue gamau makan lagi,kenyang”

“Oh yaudah ini diminum dulu obatnya” dia memberikan obat – obat yang harus ku minum. “Abis ini kamu istirahat aja,biar aku yang jaga kamu disini”

Aku menggangguk. Ia membetulkan kembali posisi tempat tidur ku. “Jer,waktu itu lu belom jawab pertanyaan gue”

“Yang mana ?”

“Kenapa lu mau di jodohin ?” tanyaku.

“Aku gatau” jawabnya santai. “Orang tuaku udah beberapa kali menjodohkan aku tapi aku gak pernah terima itu. Dan aku pun gak tau kenapa aku mau kali ini”

“Segitu gak lakunya kah lu sampe mesti di jodohin ? lagian bukannya lu masih 20 tahun ? atau jangan – jangan lu udah 30 tahun ?” ucapku dengan nada detektif.

“Hahaha,aku memang belum pernah memiliki pacar sebelumnya,mungkin mereka khawatir kalau aku tidak bisa mencari pasangan ku sendiri dan aku beneran 20 tahun kok” jawabnya sambil tersenyum.

Aku belum penah merasa seperti ini terutama dengan seorang laki – laki yang baru ku kenal. Handphone ku berbunyi dan ada nama ibuku di layar ponselku. “Halo ? kenapa mah ?”

“Va,besok kamu sekolah di antar jemput  jerry aja ya. Pak pri izin cuti selama kurang lebih 4 bulan istrinya mau melahirkan. Mama tadi sudah sampaikan ke jerry. Oh iya,kami juga harus kembali ke Australia lagi. Kamu hati – hati ya va”  

“Iya mah” aku mengakhiri panggilan dan mencoba menenangkan pikiran ku. Bagaimana bisa mama membiarkan ku di antar jemput sama si jerry ini.

“Kenapa va ?” tanya jerry.

“Gapapa,lu yakin bisa anter jemput gue ? kalo gak bisa gue bisa minta jemput fraya aja”

“Aku bisa kok”

“Oh yaudah,sorry ya ngerepotin lu” kataku. Aku rasa dia adalah pria yang lumayan baik. Aku tidak bisa membayangkan ekspresi fraya ketika tau aku di antar jemput oleh jerry. Dia pasti akan berikiran yang tidak – tidak. Tapi membayangkan kembali kesekolah membuat mood ku sedikit turun.

Aku melihat ke arah jendela dan ternyata di luat sedang turun hujan. Tidak ada percakapan lagi yang terjadi di ruangan ini. Hanya suara dentingan mangkuk dan piring yang beradu karena sedang di tumpuk. Aku kembali memperhatikannya,aku rasa semalam dia kurang tidur karena ada sedikit lingkaran hitam dibawah matanya. Aku buru – buru mengalihkan pandanganku sebelum jerry memergokiku sedang memperhatikannya.

Aku merasakan kembali perasaan ini. Aku merasa seperti sedang diperhatikan oleh seseorang satu tehun terakhin ini. Tapi di ruangan ini hanya ada aku dan jerry. Apa mungkin orang itu mengintip lewat jendela ? tapi tidak ada siapa – siapa. Mana mungkin orang itu jerry,aku pun baru bertemu dia 2 hari yang lalu. Lagi pula jerry masih sibuk dengan buku yang sedang di bacanya. Aku benar – benar tidak tahan dengan perasaan seperti ini !

TO BE CONTINUE ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar