8
Aku minum segelas air
sebelum aku menceritakan hal yang baru saja terjadi tadi. “Gue juga sebenernya
gatau apa – apa tentang dia. Pas tadi gue diajak ngobrol sama keluarganya pun
itu baru pertama kalinya gue ketemu mereka. Cuma kayaknya gue sedikit gak asing
sama jerry” ucapku sambil memperhatikan infus di lengan ku.
“Jadi lu ngerasa lu
pernah ngeliat atau ketemu dia di suatu tempat yang lu gak inget ?” jawab fraya
dengan nada seorang detektif.
“Ya kurang lebih begitu
sih”
“Hmm,apa dia temen
sekolah lu pas SD atau SMP ?” tanyanya.
“Kalo SMP sih kayaknya
enggak deh. Dan SD juga kayaknya enggak. Lagian emang lu ngrasa pernah punya
temen SD kayak dia ?” aku bertanya balik padanya.
“Lah,mana gue tau.
Kenapa lu nanya gue,itukan SD lu”
“Heh ! inget ya,dulu
kita itu satu SD ! pikun apa gimana sih lu ?” ucapku sambil menyenggol
tangannya yang sedang ia gunakan untuk menopang dagu di atas tempat tidurku.
Dan hasilnya dia hanya cengengesan. Sebenarnya sampai sekarang pun aku masih memikirkan
hal itu.
“Sekarang coba pake
feeling lu,kapan dan dimana lu pernah ketemu dia?” ucapnya.
Aku berfikir. Ah,aku
tidak tau. “Kupu – kupu hitam” jawabku spontan.
“Hah ? Mana ? Mana kupu
– kupunya ?” kata fraya sambil melihat seisi ruangan. “Gak ada. Lu mau nakut –
nakutin gue ?” ucapnya sambil memicingkan mata.
“Bukan,bukan gitu maksud
gue. Gatau kenapa tiba – tiba gue nyebut kata – kata itu,dan sejak kapan lu
takut sama kupu – kupu hitam ?” tukasku.
“Lu gak inget,terakhir
kali lu tereak kupu – kupu hitam tapi yang muncul malah kecoa terbang ? siapa
yang gak ngeri kalo tiba – tiba ada kecoa terbang disini” balasnya sambil
memelototi ku. Rasanya aku ingin tertawa jika ingat kejadian itu lagi. “Tuh
kan,kenapa topik pembicaraan kita jadi kecoa terbang sih ? jijik gue”
“Kan lu duluan yang
ngomongin kecoa terbang. Hahaha” aku tertawa mengejeknya. Rasanya bahagia
sekali kalau ada fraya disini. Mungkin akan lebih bahagia seandainya orang tua
ku yang ada disini. Tapi tak apa lah,fraya pun sudah cukup buatku.
“Ava
? kamu dimana nak ? mama pulang bawa oleh – oleh nih buat kamu. Ava ?” panggil
mama ku. Aku hanya duduk di pinggir tempat tidurku.
Sudah
2 tahun sejak kejadian itu terjadi,tapi aku masih merasa itu baru terjadi
kemarin. Aku sudah duduk di bangku kelas 2 SD.
Mereka datang tinggal disini hanya 3 bulan dan kemudian mereka pergi
lagi selama 1 bulan dan itu selalu berulang selama 2 tahun belakangan ini. Aku
tidak tau apa yang mereka kerjakan dan aku tidak mau tau. Pintu kamarku terbuka
dan mama masuk dengan beberapa paper bag.
“Ava
? ini mama bawakan oleh – oleh. Coba kamu lihat ini” ucap mamaku sambil
menyuruhku untuk ikut duduk di bangku. “Mama punya hadiah special buat kamu”
mamaku mengeluarkan sebuah kotak perhiasan dari dalam paper bag nya. Ada sebuah
kalung dengan liontin berbentuk kupu – kupu dan di tengah – tengak kupu – kupu
itu terdapat sebuah benda berkelip berwarna hitam. Mama memakaikannya ke
leherku.
“Ini
terlalu besar mah” kataku karena kalung itu mungkin lebih cocok dipakai mama.
“Tidak
apa – apa,kamu suka ?” tanya mama ku. Aku mengangguk. “Mama juga membeli ini
untuk kamu” mama mengeliarkan satu kotak lagi dari paper bag nya yang berisi bola
Kristal yang dapat menyala. Mama meletakannya di lemari barang – barangku.
“Ava,mama mau merapikan barang – barang dulu ya”
“Iya
mah. Dan makasih kalungnya,ava suka. Kupu – kupunya lucu” ucapku sambil
memperhatikan liontin kalungku.
Mama
tersenyum dan menutup pintu kamarku
“Bagaimana perkembangan
kondisi ava dok ?” itu suara mama.
“Keadaannya berangsur –
angsur membaik bu,mungkin besok dia sudah bisa pulang” jelas dokter wiryawan.
Itu dokter yang mengobati ku sejak kecil.
“Ava ? kamu udah bangun
?” suara siapa itu ? ah,aku baru ingat,itu suara jerry.
“Baik,kalau begitu saya
tinggal dulu bu” ucap dokter.
“Kamu udah merasa baikan
va?” tanya ibuku. Aku hanya mengangguk. “Ini,makanannya di makan dulu ya,biar
mama yang suapin” ibuku memberikan ku bubur dari rumah sakit yang sudah di
siapkan untuk pasien. Telfon mama berbunyi,tapi mama tidak menjawabnya.
“Angkat aja dulu mah
telfonnya,kali aja penting” ucapku. Kemudian ibuku menjawab telfon dan
memberikan mangkuk bubur itu kepada jerry. Sepertinya mama sedang berbicara
dengan papa di telfon.
“Va,kamu disini sama
jerry dulu ya. Mama ada sedikit urusan,tadi fraya pulang soalnya dia harus
sekolah hari ini. Mama tinggal dulu ya va” ujar ibuku lalu ia keluar dari
ruangan ini.
Jerry menyuapiku bubur
yang tadi di berikan ibuku. “Emang lu gak ada kerjaan sampe harus nungguin gue
disini ?” tanyaku.
“Enggak ada,nih makan
lagi” jelasnya sambil menyodorkan sendok yang berisi bubur. Seandainya aku
tidak dalam keadaan seperti ini,aku pasti sudah melarikan diri untuk mencari
udara segar di luar. Aku memperhatikan wajahnya. Kulitnya putih,hidungnya
mancung dan bibirnya yang tipis. Potongan rambutnya yang kalau tidak salah
undercut slick back,aku tau karena aku pernah melihat model rambut seperti itu
di internet. Warna lensa matanya hitam pekat tidak seperti mataku yang berwarna
coklat terang.
Ketika aku sedang
memperhatikan nya,pandangan kami bertemu satu sama lain. “Uhuk…” aku tersedak.
Sungguh memalukan sekali aku ini.
“Pelan – pelan va
makannya” ucap jerry sambil memberikan ku air minum. Aku sadar ia sedang memperhatikan
luka di dahi ku. “Itu kenapa ?” tanyanya.
“Gapapa,ini cuma gara –
gara jatoh dari sepeda aja” jawabku asal. “Udah udah,gue gamau makan
lagi,kenyang”
“Oh yaudah ini diminum
dulu obatnya” dia memberikan obat – obat yang harus ku minum. “Abis ini kamu
istirahat aja,biar aku yang jaga kamu disini”
Aku menggangguk. Ia
membetulkan kembali posisi tempat tidur ku. “Jer,waktu itu lu belom jawab
pertanyaan gue”
“Yang mana ?”
“Kenapa lu mau di
jodohin ?” tanyaku.
“Aku gatau” jawabnya
santai. “Orang tuaku udah beberapa kali menjodohkan aku tapi aku gak pernah
terima itu. Dan aku pun gak tau kenapa aku mau kali ini”
“Segitu gak lakunya kah
lu sampe mesti di jodohin ? lagian bukannya lu masih 20 tahun ? atau jangan –
jangan lu udah 30 tahun ?” ucapku dengan nada detektif.
“Hahaha,aku memang belum
pernah memiliki pacar sebelumnya,mungkin mereka khawatir kalau aku tidak bisa
mencari pasangan ku sendiri dan aku beneran 20 tahun kok” jawabnya sambil
tersenyum.
Aku belum penah merasa
seperti ini terutama dengan seorang laki – laki yang baru ku kenal. Handphone
ku berbunyi dan ada nama ibuku di layar ponselku. “Halo ? kenapa mah ?”
“Va,besok
kamu sekolah di antar jemput jerry aja
ya. Pak pri izin cuti selama kurang lebih 4 bulan istrinya mau melahirkan. Mama
tadi sudah sampaikan ke jerry. Oh iya,kami juga harus kembali ke Australia
lagi. Kamu hati – hati ya va”
“Iya mah” aku mengakhiri
panggilan dan mencoba menenangkan pikiran ku. Bagaimana bisa mama membiarkan ku
di antar jemput sama si jerry ini.
“Kenapa va ?” tanya
jerry.
“Gapapa,lu yakin bisa
anter jemput gue ? kalo gak bisa gue bisa minta jemput fraya aja”
“Aku bisa kok”
“Oh yaudah,sorry ya
ngerepotin lu” kataku. Aku rasa dia adalah pria yang lumayan baik. Aku tidak
bisa membayangkan ekspresi fraya ketika tau aku di antar jemput oleh jerry. Dia
pasti akan berikiran yang tidak – tidak. Tapi membayangkan kembali kesekolah
membuat mood ku sedikit turun.
Aku melihat ke arah
jendela dan ternyata di luat sedang turun hujan. Tidak ada percakapan lagi yang
terjadi di ruangan ini. Hanya suara dentingan mangkuk dan piring yang beradu
karena sedang di tumpuk. Aku kembali memperhatikannya,aku rasa semalam dia
kurang tidur karena ada sedikit lingkaran hitam dibawah matanya. Aku buru –
buru mengalihkan pandanganku sebelum jerry memergokiku sedang memperhatikannya.
Aku merasakan kembali
perasaan ini. Aku merasa seperti sedang diperhatikan oleh seseorang satu tehun
terakhin ini. Tapi di ruangan ini hanya ada aku dan jerry. Apa mungkin orang
itu mengintip lewat jendela ? tapi tidak ada siapa – siapa. Mana mungkin orang
itu jerry,aku pun baru bertemu dia 2 hari yang lalu. Lagi pula jerry masih
sibuk dengan buku yang sedang di bacanya. Aku benar – benar tidak tahan dengan
perasaan seperti ini !
TO BE CONTINUE ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar