9
Aku sedang berada di
mobil dan bersiap untuk pulang. “Udah siap ? gak ada barang – barang yang
tertinggal kan ?” tanya orang itu.
Aku menggeleng dan
memasang earphone yang tersambung ke handphone ku. Aku memutar lagu alive yang
di nyanyikan oleh krewella. Aku sangat menyukai electronic dance music. Mendengarkan
EDM membuat mood-ku lebih bagus. Jarak rumahku dan rumah sakit ini tidak
terlalu jauh,jadi dapat di jangkau dengan 15 menit.
Yah,kalian tau supir ku
sedang cuti dan jerry yang akan mengantar jemput ku. Ia membawa tasku yang
berisi beberapa baju dan obat – obatan masuk ke dalam,padahal aku bisa sendiri
melakukaknnnya. Cuma karena ia sudah mengambilnya duluan,jadi aku tidak akan
merebutnya lagi. Aku duduk sebentar di ruang keluarga yang diikuti jerry. Ia
meletakan tasku di sebelah meja yang terletak di depan televisi.
Aku menyalakan televisi
dan jerry duduk di sebelahku. Ia sedang memperhatikan beberapa foto yang di
letakan di dinding. “Itu siapa ?” tanya jerry sambil menunjuk foto keluargaku.
“Yang mana ?”
“Cowo yang pake kaos
putih dan celana jeans di antara kamu dan om oka itu”
“Oh itu kakak gue,kenapa
emang ?” balasku.
“Kayaknya aku gak pernah
melihat dia” ucapnya sambil menatapku.
“Dia tinggal di jerman
sejak dia berusia 10 tahun dan gue berusia 4 tahun. Dia balik kesini sekitar 6
bulan sekali. Dan sekarang dia sudah punya pekerjaan disana jadi dia akan
semakin jarang kesini” jelasku. Jerry menganggukan kepalanya dan mengalihkan
pasndangannya ke tv.
Aku beranjak menuju
taman belakang. Disana aku menemukan fuko dan kucing kesayangan ku,lusi. Aku
dan fuko hanya saling bertukar senyum tanpa berbicara. Kemudian aku mengelus –
elus punggung lusi ketika dia menghampiri kaki ku.
“Ava,fuko mau bicara
sesuatu” ucapnya sambil tersenyum.
“Ada apa ?” aku
menghamipinya dan duduk di bangku sebelah fuko.
“Fuko….fuko mungkin akan
menemui kakak”
“Hah ? kenapa ?” apa ini
berarti fuko…. Ah jangan sampai itu terjadi.
“Fuko kangen kakak.
Kakak pasti juga kangen fuko,fuko sudah berjanji akan merangkai kelopak bunga
ini menjadi sebuah bunga yang cantik dengan kakak” jawabnya sambil menunjukan
kertas origami yang sudah di bentuk menjadi kelopak – kelopak bunga.
“Tapi,gimana dengan aku
?”
“Fuko yakin,ava pasti
memiliki banyak teman sekarang. Sebetulnya fuko ingin pergi sejak lama,tapi
fuko menunggu ava memiliki banyak teman. Dan fuko rasa sekarang sudah saatnya”
fuko tersenyum kepadaku.
Pipiku mulai basah
karena air mataku. Fuko selalu menemani ku di saat apapun,dia yang mengajariku
tentang berteman,dia teman pertama ku. Dia yang… ah aku tidak bisa
menggambarkan semua itu dengan kata – kata. “Baiklah jika itu keputusan
kamu,tapi aku mohon jangan lupakan aku ya…” aku memeluk fuko namun lama
kelamaan badannya mulai kehilangan bentuknya. Aku makin menangis menjadi –
jadi.
“Ava harus janji ya kalo
ava akan jaga diri baik – baik. Fuko gak mau melihat ava sakit lagi. Fuko
tau,dia adalah orang yang baik yang akan mencintai ava. Ava jangan menangis
lagi,fuko harus pergi. Kakak sudah menunggu,sampai jumpa ava….” tubuh itu
berubah menjadi serpihan cahaya yang hilang bersamaan dengan angin.
Aku menangis terduduk
dan terdengar sedikit menjerit. Bahkan aku masih dapat melihat senyumnya
terakhir kali. Ada salah satu kelopak bunga yang jatuh di hadapanku,aku
mengambilnya. Ini mungkin adalah kenangan terakhirnya untuku. Rasanya aku tidak
bisa berhenti menanggis.
“Ava !” suara itu,jerry.
Dia menghampiriku dan duduk di hadapanku. “Kenapa kamu ? apa kamu masih sakit
?” dia mengangkat wajahku yang tertunduk dan aku dapat melihat ekspresi
khawatir di wajahnya.
Aku mencoba menghentikan
tangisan ku tapi hasilnya nihil. Aku malah merasa semakin sedih tapi aku tidak
bisa mengatakan yang sebenarnya kepada jerry. “Gu..gue gapapa” jawabku di
tengah tangisanku.
“Tapi kenapa kamu bisa
nangis kayak gini ?”
Semakin jerry berbicara
rasanya membuatku semakin ingin menangis. ‘Kenapa
aku bisa selemah ini ?’ batinku.
Jerry membawaku ke sofa dan membiarkanku menangis tanpa pertanyaannya. Kepalaku
mulai terasa pusing dan aku mulai mengantuk. Aku kehilangan kesadaranku.
Jery Sandi
Aku tau mengapa ava
dapat menangis seperti ini. Tadi aku menemukannya di taman belakang rumahnya,ia
seperti sedang berbicara sesuatu lalu tiba – tiba dia menangis dan mungkin
sedikit menjerit seperti orang kesakitan. Semakin ku tanya tangisannya semakin
menjadi – jadi. Aku membawanya ke ruang keluarganya dan sekarang ia tertidur di
sebelahku.
“Lho ? kenapa ini nak
jerry ?” tanya bibi. Aku sudah mengenalnya ketika aku berada di rumah ava untuk
mengambilkan obatnya.
“Ava mungkin masih cape
bi,dia kan baru pulang dari rumah sakit” jelasku.
“Oh.. nak jerry mau
minum apa ? biar bibi buatkan”
“Apa aja bi,hehehe”
“Bibi tinggal dulu ya”
kemudian bibi pergi meninggalkan kami. Aku membetulkan posisi tidur ava agar ia
lebih nyaman. Aku mungkin akan menunggu ava sampai dia bangun. Sebenarnya aku
sudah lulus dari kuliahku. Di usia 20 tahun aku dapat menamatkan kuliah ku
sebagai seorang sarjana mungkin terbilang cepat. Aku hanya belajar 5 tahun saat
SD dan 2 tahun saat SMP. Sebenarnya saat SMA aku pun dapat bersekolah hanya 2
tahun,namun aku tidak ingin mempercepat masa SMA ku.
Aku mengambil jurusan Teknologi
Informatika (IT) di jerman. Aku saat ini bekerja di perusahaan ayahku di bidang
software. Awalnya aku menolak bekerja di perusaahan keluarga,namun aku adalah
anak satu – satunya yang harus mewarisi perusahaan ayahku kelak. Lagipula tidak
ada salahnya meneruskan bisnis keluarga. Mungkin banyak orang mengira bekerja
di perusahaan milik keluarga itu terlalu mudah,menurutku tidak juga karena
lebih sulit mempertahankan dari pada membuat. Aku pun tidak akan membuang semua
usaha ayahku begitu saja. Dan pekerjaan ku tidak banyak menyita waktuku jadi
aku masih dapat melakukan aktifitas yang aku suka.
Sudah 2 jam aku duduk di
sofa sambil membaca buku dan sesekali melihat ava. Daripada aku bosan disni
lebih baik aku pergi ke tempat yang sering ku kunjungi dulu. Yap ! taman
belakang rumah ava. Saat aku masih kecil,aku sering bermain ke tempat ini,namun
saat aku berusia 16 tahun aku harus pergi bersama orang tuaku ke jerman untuk
meneruskan sekolah ku. Dan aku baru kembali ke Indonesia sekitar 1 tahun yang
lalu. Aku rindu tempat ini.
Ava Nagisa Yora
Aku mengerjap –
ngerjapkan mata ku yang terasa seikit berat. Aku melirik jam dinding yang sudah
menunjukan pukul 2 siang. Sudah 2 jam semenjak aku berada di rumah ini. Aku
berusaha bangun dan melihat bayangan ku di tv. Mataku bengkak seperti habis
menangis,namun aku tidak ingat apa – apa. Kepalaku masih terasa pusing.
“Non ava sudah bangun ?
tadi ada nak jerry disini” jelas bibi.
“Terus dia kemana
sekarang ? kayaknya jaket sama handphone nya masih ada”
“Nak jerry lagi ke
toilet mungkin,dia dari tadi menunggu non ava bangun”. Aku melihat sekelilingku
dan akhirnya aku melihatnya sedang berjalan kearah kami.”Tuh dia orang nya
non,bibi tinggal ke dapur dulu ya,biar bibi masakin bubur buat non ava” bibi
kemudian pergi dan jerry duduk di sebelahku.
“Gimana ? udah mendingan
?” tanyanya yang ku balas dengan anggukan. “Kamu kenapa tadi ?”
“Gatau,gue gak inget
apapun” jawabku jujur.
“Oh yaudah kamu
istirahat aja,kamu mau makan apa ? biar aku beliin”
“Gak usah,tadi bibi udah
masak kok” tolakku. Handphone ku berbunyi da nada nama fraya tertera di
layarnya. “Halo ?”
“Ava
lu udah pulang kan ? oke kalo gitu gue kerumah lu sekarang juga. Gue lagi di
jalan dan bentar lagi nyampe,jadi gak ada penolakan ya !”
ucapnya yang mirip rapper.
“Fra,tapi….”
Tut–tut-tut. Dia itu sembarangan saja menelfon orang lalu menutupnya !
Tidak lama kemudian
sesosok manusia dengan baju seragam sekolah datang di hadapanku sambil membawa
sesuatu. Jerry menatapnya heran tapi tidak bagiku. Ya…karena aku sudah sangat
mengenalnya.
“Ava ! wiiih,keliatannya
udah sehat nih ! oh iya,ini gue bawain jus stroberi sama brownies”
“Iya,thank you fra”
ucapku sambil meminum jus itu.
“Eh ini jerry kan ?”
tanyanya yang ku jawab dengan anggukanku. “Makin deket aja ya kalian !
hahaha,baru kali ini gue ngeliat ava rela deket – deket sama cowo kalo bukan
lagi berantem” lanjutnya.
TO BE CONTINUE....
TO BE CONTINUE....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar