5
“Nah,coba jelasin ke
gue” tanyaku.
“Jelasin apaan ? gua
lagi nyetir nih,nanti aja va”
“Nanti nya kapan ?”
tanyaku sambil terus mendesak fraya. Fraya membelokan mobilnya ke rumah ku. Aku
dan Fraya berencana untuk belajar bersama hari ini di rumahku. Sekalian aku
ingin meminta penjelasan tentang siswa yang bernama Dave itu. Ketika kami turun
dari mobil,seperti biasa bibi selalu menyambut kami.
“Siang non ava,non
fraya” sapa bibi.
“Eh iya bi,siang juga”
sahut fraya sambil tersenyum.
“Non ava sama non fraya
mau makan apa ? biar bibi yang masakin”
“Itu bi,fraya mau…”
“Enggak usah bi,kita
udah makan kok. Kita ke kamar dulu ya bi” ucapku memotong ucapan fraya dan
langsung menariknya ke kamarku. Dia memasang muka cemberut.
“Ava,lu mah jahat deh.
Gue kan laper”
“Eh ? laper ? bukannya
tadi lu udah makan ya ? udah ah,jangan makan mulu”
“Yeeh,suka – suka gue
dong” jawabnya membela diri.
“Oke,jadi siapa itu Dave
Haraffa ?” ucapku mengalihkan pembicaraan.
Muka fraya langsung
berubah menjadi penuh semangat. “Calon tunangan gue. Lu inget gak pas malem itu
gue gak jadi nginep di rumah lu gara – gara bokap gue nelfon ? ternyata dia mau
ngenalin gue sama temen bisnisnya. Dan kebetulan temen bisnisnya juga punya
anak cowo” jelasnya
“Jadi lu di jodohin gitu
?” tanyaku penasaran.
“Yeh,enak aja. Lu pikir
ini sinetron,jadi pas temen bokap gue mau pulang,anaknya dia nyamperin gue dan
minta nomor gue. Malem itu juga dia sms gue dan
malem itu juga gue fell in love sama dia” lanjutnya dengan mata berbinar
– binar.
“Dan lu dengan sukarela
ngasih nomor lu ke orang yang baru lu kenal ?”
“Kalo orangnya kayak di
dave sih gapapa” jawabnya sambil terus
melihat layar ponselnya.
“Terserah lu deh fra”
“Lu sendiri gimana ?”
tanyanya penuh selubung. Aku tau maksudnya.
“Gak tertarik” jawabku
sambil merapihkan kertas – kertas.
“Jangan gitu va,ntar
jadi perawan tua,baru tau rasa lu,hahaha”
Sebenarnya bukan
maksudku aku tidak tertarik seratus persen dengan cinta. Aku merasa bahwa cinta
itu tidak akan bertahan selamanya. Contohnya orang yang sudah menikah bisa
bercerai karena alasan tidak cocok lagi atau apalah. Dulu,aku pernah menyukai
seorang laki – laki,tapi aku sendiri tidak tau namanya. Dan aku juga tidak tau
dimana ia sekarang,tapi entah kenapa aku terkadang merasa kalau ia berada di
dekatku. Bagaimana aku bisa merasa ia ada di dekatku,padahal aku saja mungkin
tidak mengenali wajahnya lagi setelah 4 tahun aku tidak melihatnya.
Ya,aku menyukainya
ketika aku masih berusia 12 tahun. Lucu bukan ? mungkin itu hanyalah cinta
monyet anak remaja. Aku juga percaya,suatu saat nanti,kalau kita memang
berjodoh,tuhan akan mempertemukan kita kembali. Sekarang yang harus aku lakukan
hanyalah belajar dan berdoa demi kesuksesan ku.
2
minggu sudah berlalu sejak hari ulang tahun ku. Aku hanya megurung diri di
kamar. Terlalu lama berada di kamar sebenarnya membuat ku bosan. Aku memutuskan
untuk pergi ke taman belakang sambil membawa beberapa kertas origami. Aku
memang sering membuat sesuatu menggunakan kertas origami,terkadang ibuku juga
sering membantuku membuat bunga dan kupu – kupu. Ah,mengingat hal itu rasanya
aku ingin menangis,tapi apa masih ada air mata yang tersisa setelah saat itu
seharian aku menangis ?. Aku duduk di bangku yang ada di taman,mengirup udara
sebanyak – banyaknya.
Aku
melihat ke sekelilingku ‘Dimana dia ?’. Biasanya setiap aku berada di taman
ini,dia sering muncul di balik pagar. Bukan kambing maksudku,dia adalah anak
laki – laki yang aku lihat waktu itu ketika aku berada di taman ini juga. Tapi
aku rasa hari ini dia tidak ada di sini.
“Ava”
panggil seseorang
“Hm
?”
“Lagi
apa ?”
“Lagi
mau bikin kupu – kupu” jawabku kepadanya.
Ia
mendekat dan duduk di sebelah ku. “Apa fuko boleh bantu ?”
“Yaudah”
jawabku sambil melipat – lipat kertas origami.
Fuko
mengambil kertas origami berwarna biru muda. Ia melipatnya menjadi bagian yang
kecil lalu ia mulai membentuknya. Aku tidak begitu jelas memperhatikannya
karena aku juga sedang melakukan hal yang sama. Aku melirik nya sesekali untuk
sekedar memastikan apa yang dia buat.
Setelah
beberapa menit,aku sudah menyelesaikan 3 buah kupu – kupu berwarna hijau. Aku
kembali melihat fuko. Dia membuat beberapa kelopak bunga,tapi dia tidak
menghubungkan kelopak bunga itu dengan yang lainnya. Dia hanya
memperhatikannya.
“Dulu,kakak
fuko sering membuat bunga dari kelopak – kelopak ini” ucapnya.
“Lalu,kenapa
kamu gak merangkai kelopak – kelopak bunga itu ?” tanyaku.
“Fuko
ingin membuat lebih banyak lagi dari ini, nanti fuko akan membawa kelopak –
kelopak ini kepada kakak. Aku ingin kaka merangkaikan fuko bunga lagi seperti
dulu” jawabnya sambil tersenyum.
“Memangnya
dimana kakak mu sekarang ?”
“Kakak
sudah tidak tinggal dengan fuko lagi. Kakak sudah punya rumah yang baru disana,kakak
pasti senang di rumah barunya” foko
kembali tersenyum,namun kali ini ada yang berbeda dari senyumannya.
“Apa
kamu tidak bisa datang ke rumah kakak mu ? atau kamu tidak tau alamatnya ?
dimana rumahnya ?” tanyaku bertubi – tubi.
“Aku
akan mengunjungi kakak suatu saat nanti,mungkin kita bisa berjalan bersama
membuat bunga di surga” jawab fuko sambil menatap langit. Tapi apa maksudnya ?
“Di
surga ? jadi maksud kamu kakakmu….”
“Iya,kakak
fuko sudah meninggal di hari yang sama ketika fuko kecelakaan. Seandainya dia
tidak berlari dan menolong fuko saat itu,mungkin dia masih hidup saat ini”
Suatu
saat nanti ? apa itu berarti fuko tidak akan sembuh dari sakitnya ?. Sebenarnya
aku tidak ingin menanyakan hal ini,tapi aku benar – benar ingin tau apa
sebenarnya maksud perkataannya tadi.
“Kapan
kamu akan mengunjungi kakak mu ?”
Ia
tersenyum riang ke arah ku.“Fuko tidak
tau, tapi fuko pasti akan mengunjungi kakak suatu saat nanti,fuko sudah janji
sama kakak”
Kalau
fuko benar – benar pergi,itu berarti aku akan sendirian lagi. Tapi aku tidak
apa – apa. Mungkin nanti aku akan terbiasa sendirian,aku tidak perlu
mengharapkan siapapun untuk menjadi teman ku,karena orang tuaku saja membiarkan
ku tinggal sendirian dengan bibi. Aku benci saat – saat seperti ini.
***~***~***~***~***
Bertahan di depan layar
komputer selama 3 jam membuat mataku cukup lelah. Namun akhirnya aku dapat
menyelesaikan tugasku. Aku merebahkan diri di lantai kamarku,memandang langit –
langit kamar dan aku mendengar seseorang mengetuk pintu kamarku.
“Ava” itu suara ayah ku.
Ada apa lagi ?. aku berjalan menuju pintu dan membukanya. Aku tidak mengatakan
apa – apa.
“Papa mau berangkat ke
Australia menemui pak Viki Sandi,rekan kerja papa sejak dulu”
“Iya? Lalu?”
“Papa ingin kamu ikut
dengan kami. Papa gak ingin kamu sendirian lagi disini”
“Gak usah pah,disini ada
bibi jadi ava gak sendirian. Lagipula ava sudah terbiasa begini sejak kecil.
Fraya juga sering kesini” dalam hatiku,sebenarnya aku sangat ingin tinggal
bersama keluarga ku. Tapi aku sudah terbiasa hidup dengan bibi jadi aku sulit
juga meninggalkannya.
“Tapi apa kamu tidak
ingin tinggal bersama kami ?”
“Ava mau,tapi lebih baik
papa mengurus semuanya dulu. Jika semuanya sudah beres,kita pasti akan tinggal
bersama seperti dulu”
“Baiklah,maafkan papa ya
va. Papa pergi dulu”
“Iya” aku menutup pintu
kamarku. Dan aku akan kembali ke kehidupan ku seperti biasanya.
TO BE CONTINUE ....
NOTE : Maaf kalau posting nya terlalu lama. kebetulan beberapa minggu terakhir ada banyak hal yang harus saya kerjakan terlebih dahulu. saya juga sudah melaksanakan ujian nasional,terimakasih atas doa nya :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar