Rabu, 13 Mei 2015

ESCAPE

5

“Nah,coba jelasin ke gue” tanyaku.
“Jelasin apaan ? gua lagi nyetir nih,nanti aja va”
“Nanti nya kapan ?” tanyaku sambil terus mendesak fraya. Fraya membelokan mobilnya ke rumah ku. Aku dan Fraya berencana untuk belajar bersama hari ini di rumahku. Sekalian aku ingin meminta penjelasan tentang siswa yang bernama Dave itu. Ketika kami turun dari mobil,seperti biasa bibi selalu menyambut kami.
“Siang non ava,non fraya” sapa bibi.
“Eh iya bi,siang juga” sahut fraya sambil tersenyum.
“Non ava sama non fraya mau makan apa ? biar bibi yang masakin”
“Itu bi,fraya mau…”
“Enggak usah bi,kita udah makan kok. Kita ke kamar dulu ya bi” ucapku memotong ucapan fraya dan langsung menariknya ke kamarku. Dia memasang muka cemberut.
“Ava,lu mah jahat deh. Gue kan laper”
“Eh ? laper ? bukannya tadi lu udah makan ya ? udah ah,jangan makan mulu”
“Yeeh,suka – suka gue dong” jawabnya membela diri.
“Oke,jadi siapa itu Dave Haraffa ?” ucapku mengalihkan pembicaraan.
Muka fraya langsung berubah menjadi penuh semangat. “Calon tunangan gue. Lu inget gak pas malem itu gue gak jadi nginep di rumah lu gara – gara bokap gue nelfon ? ternyata dia mau ngenalin gue sama temen bisnisnya. Dan kebetulan temen bisnisnya juga punya anak cowo” jelasnya
“Jadi lu di jodohin gitu ?” tanyaku penasaran.
“Yeh,enak aja. Lu pikir ini sinetron,jadi pas temen bokap gue mau pulang,anaknya dia nyamperin gue dan minta nomor gue. Malem itu juga dia sms gue dan  malem itu juga gue fell in love sama dia” lanjutnya dengan mata berbinar – binar.
“Dan lu dengan sukarela ngasih nomor lu ke orang yang baru lu kenal ?”
“Kalo orangnya kayak di dave sih gapapa”  jawabnya sambil terus melihat layar ponselnya.
“Terserah lu deh fra”
“Lu sendiri gimana ?” tanyanya penuh selubung. Aku tau maksudnya.
“Gak tertarik” jawabku sambil merapihkan kertas – kertas.
“Jangan gitu va,ntar jadi perawan tua,baru tau rasa lu,hahaha”
Sebenarnya bukan maksudku aku tidak tertarik seratus persen dengan cinta. Aku merasa bahwa cinta itu tidak akan bertahan selamanya. Contohnya orang yang sudah menikah bisa bercerai karena alasan tidak cocok lagi atau apalah. Dulu,aku pernah menyukai seorang laki – laki,tapi aku sendiri tidak tau namanya. Dan aku juga tidak tau dimana ia sekarang,tapi entah kenapa aku terkadang merasa kalau ia berada di dekatku. Bagaimana aku bisa merasa ia ada di dekatku,padahal aku saja mungkin tidak mengenali wajahnya lagi setelah 4 tahun aku tidak melihatnya.
Ya,aku menyukainya ketika aku masih berusia 12 tahun. Lucu bukan ? mungkin itu hanyalah cinta monyet anak remaja. Aku juga percaya,suatu saat nanti,kalau kita memang berjodoh,tuhan akan mempertemukan kita kembali. Sekarang yang harus aku lakukan hanyalah belajar dan berdoa demi kesuksesan ku.

2 minggu sudah berlalu sejak hari ulang tahun ku. Aku hanya megurung diri di kamar. Terlalu lama berada di kamar sebenarnya membuat ku bosan. Aku memutuskan untuk pergi ke taman belakang sambil membawa beberapa kertas origami. Aku memang sering membuat sesuatu menggunakan kertas origami,terkadang ibuku juga sering membantuku membuat bunga dan kupu – kupu. Ah,mengingat hal itu rasanya aku ingin menangis,tapi apa masih ada air mata yang tersisa setelah saat itu seharian aku menangis ?. Aku duduk di bangku yang ada di taman,mengirup udara sebanyak – banyaknya.
Aku melihat ke sekelilingku ‘Dimana dia ?’. Biasanya setiap aku berada di taman ini,dia sering muncul di balik pagar. Bukan kambing maksudku,dia adalah anak laki – laki yang aku lihat waktu itu ketika aku berada di taman ini juga. Tapi aku rasa hari ini dia tidak ada di sini.
“Ava” panggil seseorang
“Hm ?”
“Lagi apa ?”
“Lagi mau bikin kupu – kupu” jawabku kepadanya.
Ia mendekat dan duduk di sebelah ku. “Apa fuko boleh bantu ?”
“Yaudah” jawabku sambil melipat – lipat kertas origami.
Fuko mengambil kertas origami berwarna biru muda. Ia melipatnya menjadi bagian yang kecil lalu ia mulai membentuknya. Aku tidak begitu jelas memperhatikannya karena aku juga sedang melakukan hal yang sama. Aku melirik nya sesekali untuk sekedar memastikan apa yang dia buat.
Setelah beberapa menit,aku sudah menyelesaikan 3 buah kupu – kupu berwarna hijau. Aku kembali melihat fuko. Dia membuat beberapa kelopak bunga,tapi dia tidak menghubungkan kelopak bunga itu dengan yang lainnya. Dia hanya memperhatikannya.
“Dulu,kakak fuko sering membuat bunga dari kelopak – kelopak ini” ucapnya.
“Lalu,kenapa kamu gak merangkai kelopak – kelopak bunga itu ?” tanyaku.
“Fuko ingin membuat lebih banyak lagi dari ini, nanti fuko akan membawa kelopak – kelopak ini kepada kakak. Aku ingin kaka merangkaikan fuko bunga lagi seperti dulu” jawabnya sambil tersenyum.
“Memangnya dimana kakak mu sekarang ?”
“Kakak sudah tidak tinggal dengan fuko lagi. Kakak sudah punya rumah yang baru disana,kakak pasti senang di rumah barunya”  foko kembali tersenyum,namun kali ini ada yang berbeda dari senyumannya.
“Apa kamu tidak bisa datang ke rumah kakak mu ? atau kamu tidak tau alamatnya ? dimana rumahnya ?” tanyaku bertubi – tubi.
“Aku akan mengunjungi kakak suatu saat nanti,mungkin kita bisa berjalan bersama membuat bunga di surga” jawab fuko sambil menatap langit. Tapi apa maksudnya ?
“Di surga ? jadi maksud kamu kakakmu….”
“Iya,kakak fuko sudah meninggal di hari yang sama ketika fuko kecelakaan. Seandainya dia tidak berlari dan menolong fuko saat itu,mungkin dia masih hidup saat ini”
Suatu saat nanti ? apa itu berarti fuko tidak akan sembuh dari sakitnya ?. Sebenarnya aku tidak ingin menanyakan hal ini,tapi aku benar – benar ingin tau apa sebenarnya maksud perkataannya tadi.
“Kapan kamu akan mengunjungi kakak mu ?”
Ia tersenyum  riang ke arah ku.“Fuko tidak tau, tapi fuko pasti akan mengunjungi kakak suatu saat nanti,fuko sudah janji sama kakak”
Kalau fuko benar – benar pergi,itu berarti aku akan sendirian lagi. Tapi aku tidak apa – apa. Mungkin nanti aku akan terbiasa sendirian,aku tidak perlu mengharapkan siapapun untuk menjadi teman ku,karena orang tuaku saja membiarkan ku tinggal sendirian dengan bibi. Aku benci saat – saat seperti ini.

***~***~***~***~***
Bertahan di depan layar komputer selama 3 jam membuat mataku cukup lelah. Namun akhirnya aku dapat menyelesaikan tugasku. Aku merebahkan diri di lantai kamarku,memandang langit – langit kamar dan aku mendengar seseorang mengetuk pintu kamarku.
“Ava” itu suara ayah ku. Ada apa lagi ?. aku berjalan menuju pintu dan membukanya. Aku tidak mengatakan apa – apa.
“Papa mau berangkat ke Australia menemui pak Viki Sandi,rekan kerja papa sejak dulu”
“Iya? Lalu?”
“Papa ingin kamu ikut dengan kami. Papa gak ingin kamu sendirian lagi disini”
“Gak usah pah,disini ada bibi jadi ava gak sendirian. Lagipula ava sudah terbiasa begini sejak kecil. Fraya juga sering kesini” dalam hatiku,sebenarnya aku sangat ingin tinggal bersama keluarga ku. Tapi aku sudah terbiasa hidup dengan bibi jadi aku sulit juga meninggalkannya.
“Tapi apa kamu tidak ingin tinggal bersama kami ?”
“Ava mau,tapi lebih baik papa mengurus semuanya dulu. Jika semuanya sudah beres,kita pasti akan tinggal bersama seperti dulu”
“Baiklah,maafkan papa ya va. Papa pergi dulu”
“Iya” aku menutup pintu kamarku. Dan aku akan kembali ke kehidupan ku seperti biasanya.




TO BE CONTINUE ....


NOTE : Maaf kalau posting nya terlalu lama. kebetulan beberapa minggu terakhir ada banyak hal yang harus saya kerjakan terlebih dahulu. saya juga sudah melaksanakan ujian nasional,terimakasih atas doa nya :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar