4
Malam ini,papa mengajak
ku dinner dengan yang lainnya. Rasanya malas sekali.
“Non ava,makan malamnya
sudah siap non. Papa dan mama nya non ava sudah menunggu di meja makan” ucap
bibi dari luar kamar.
“Iya bi” aku keluar
kamar memakai kaos dan celana selutut.
“Lho ? non ava belum
ganti baju ?”
“Ganti baju ? untuk apa
? ini hanya makan malam kan ? acara utamanya hanya makan kan ?”
“Iya sih non, ya sudah
ayo kita turun” ajak bibi.
Aku melihat papa dan
mama ku duduk bersebelahan dan ada 2 kursi kosong di depannya yang sudah di
sediakan peralatan makan. Aku duduk berhadapan dengan ibuku. Ibuku tersenyum
kepada ku. Aku lupa kapan terakhir kali aku melihat senyumnya secara langsung
seperti ini.
Aku terdiam. Aku merasa
mereka seperti orang lain,bukan seperti keluargaku. Bibi yang duduk di sebelah
ku sedang menuangkan minuman di gelas ku. Aku berharap makan malam ini cepat
selesai dan aku bisa kembali ke kamarku.
“Ava,bagaimana kabarmu
?” Tanya ibuku.
“Seperti
kelihatannya,baik”
“Sekolahmu ?”
“Baik”
Ibuku tersenyum. “Hanya
baik ? mama pikir ada hal menarik di sekolahmu”
“Memang apa yang mama
harapkan ?” jawabku kembali bertanya.
“Apa ada cowo yang kamu
suka ? Atau mungkin kamu sudah punya pacar ?” Tanya ibuku lagi. Aku tidak tahu
kenapa ibuku menanyakan hal seperti itu”
“Gak ada. Aku gak
tertarik sama hal kayak gitu”
“Oh begitu ya ?” ibuku
tersenyum. Tapi aku rasa ada yang aneh di balik senyuman itu. Apa lagi yang
akan mereka rencanakan?
Aku menyelesaikan makan
malamku dan kembali ke kamar. Aku merasa ada sesuatu yang mereka rencanakan.
Apa lagi yang mereka inginkan ?
***~***~***~***~***~***
“Va,gua rasa hari ini
sekolah kita bakal banyak gosip deh” kata fraya sambil memakan kentang goreng
miliknya.
“Ohh”
“Oh doang? Emangnya lu
gak pengen tau gitu va?” kata dia dengan wajah heran.
“Palingan cuma berita
orang yang kemaren di skors”
“Kok lu tau va?” Tanya
fraya dengan wajah berbinar – binar.
“Tuh,orang di meja
sebelah juga lagi ngomongin topik yang sama”
Aku sebenarnya hanya
menebak – nebak,tapi tebakan ku di perkuat oleh beberapa orang yang sedang
membicarakan orang yang kemarin di skors. Aku tidak mengerti kenapa mereka
begitu peduli dengan urusan orang lain.
“Udah ya fra,gue mau ke
perpustakaan dulu. Pusing gue disini dengerin mereka semua” kataku sambil
berjalan menuju perpustakaan.
Sekolahku memiliki
perpustakaan yang terletak di lantai 3. Selama aku berjalan menuju
perpustakan,semua orang ramai membicarakan kasus yang sama seperti yang di
bicarakan fraya tadi. Sampai di perpustakaan,aku langsung mengambil novel ‘OMEN’
karya lexie xu dan duduk di tempat yang memang sudah di sediakan untuk membaca.
Ketika sedang asik
membaca,aku mendengar suara orang menangis di dekatku. Aku melayangkan
pandangan ke sekitarku. Dan benar saja,ada seorang siswi yang menangis di
bangku sebelahku,yang kalau tidak salah,dia adalah siswi yang kemarin di skors
dan bernama kyou.
“Apa kamu sama seprti
mereka ?” katanya kepadaku sambil menangis.
“Maksudnya?”
“Semua orang
membicarakan ku sekarang,apa kamu juga akan melakukan hal yang sama ?”
“Buat apa ? Gue gak ada
waktu ngurusin hal gak penting kayak gitu. Lagipula kita juga gak saling kenal”
jawabku jujur.
“Gue kyou yuki elena.
Kelas 11 B ipa” ucapnya sambil mengulurkan tangan.
“Ava” jawabku sambil
berjabat tangan.
“Kamu kelas berapa ?”
“Kelas 11 A ipa. Gue mau
balik ke kelas dulu”
“Iya,terima kasih ya”
ucapnya sambil tersenyum.
Terima kasih untuk apa ?
sepertinya aku tidak melakukan apa – apa. Entahlah. Ketika aku sedang berjalan
menuju kelas,aku melihat sekumpulan siswi yang sedang berteriak – teriak
centil. ‘Ah,paling gara – gara cowo’ batinku. Aku melihat orang yang mereka
perhatikan,namun kurasa orang itu melihat ke arah lain. Orang yang dia
perhatikan adalah fraya. Dan fraya
juga memperhatikan siswa itu,kemudian mereka tersenyum. Apa maksudnya ? bukan
aku peduli karena siswa itu,tapi aku peduli karena itu fraya. Apa jangan –
jangan mereka punya hubungan khusus? . daripada menebak – nebak,lebih baik
nanti aku tanya saja pada fraya.
***~***~***~***~***
Aku benar – benar tidak
bisa fokus belajar saat ini. Bagaimana aku dapat fokus belajar,orang yang duduk
di sebelahku dari tadi sedang bergumam tidak jelas sambil senyum – senyum
sendiri. Aku memang sering melihat fraya seperti itu,tapi rasanya kali ini
lebih parah dari biasanya.
“Fra”
“….” Tidak ada jawaban.
“Fraya !” kataku sambil menepuk
bahunya.
“Duhh,apaan sih va ?
ganggu khayalan orang aja deh,jadi ilang kan tuh cowo ganteng gue” katanya
sambil me-manyun-kan bibirnya.
Cowo ? yang mana lagi ? ‘oh !’ aku jadi ingat cowo yang dari
tadi memperhatikannya. “Cowo aneh yang tadi lagi lu liatin pas istirahat ?”
Mendadak fraya menjadi
bersemangat “Iya ! ganteng ya dia ? hahaha”
“Fraya,apa yang sedang
kamu tertawakan ?!” kata guru bahasa Indonesia yang sedang mengajar di kelasku.
Wajah fraya menjadi tegang. Aku ingin tertawa melihatnya,tapi kasihan juga.
“Engg..anu bu”
“Anu apa ?”
“Gapapa bu. Tadi saya
hanya ingin tertawa saja” jawab fraya.
“Hati – hati kamu ! Gila
nanti ! sudah anak – anak,perhatikan papan tulis kembali” guruku kembali
melanjutkan mengajar. Aku melihat fraya yang sedang memegang dahinya.
“Haaah…untung dia
percaya”
“Hahaha” aku mentertawakan
nya tapi tidak seperti fraya. Kalau aku tertawa seperti dia,bisa – bisa aku
mengalami nasib seperti fraya.
“Kurang ajar ya lu,temen
lagi kesusahan malah di ketawain”
“Abisnya,muka lu itu
bener – bener bikin ketawa”
‘tok-tok-tok’.
Tiba
– tiba ada seorang siswa yang membuat obrolan kami terhenti. Namun mata fraya
tidak lepas dari siswa itu. Siswa itu meletakan beberapa buku di meja dan pergi
meninggalkan kelas setelah berpamitan. Namun sebelum meninggalkan kelas,aku
melihat dia menatap fraya dan tersenyum. Dan ku sadari,itu adalah siswa yang
sedang kami bicarakan.
“Fra,gue serius deh. Ada
hubungan apa sih lu sama dia ?” tanyaku.
“Calon tunangan gue” katanya
sambil tersenyum
“Hah ! kok bisa ?”
tanyakku dengan mata melotot. Aku kaget mendengar fraya yang tidak pernah
serius pacaran,tapi tiba – tiba punya calon tunangan.
“Bisa lah,hahaha”
jawabnya sambil tertawa.
“Siapa namanya ?”
“Dave Haraffa” jawabnya
dengan semangat.
TO BE CONTINUE....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar