2
Selama perjalanan pulang,aku masih terus memikirkan si pemilik sepasang bola mata berwarna hitam itu. Sampai aku tidak sadar aku tertidur.
Aku berada di taman kanak – kanak tempat ku
belajar. Aku adalah murid termuda di kelas ini. Rata – rata yang lainnya telah
berusia 5 tahun,namun aku yang masih berusia 3,5 tahun mampu bersaing dengan
mereka. Bahkan tidak jarang aku mendapat nilai tertinggi di kelas ku. Usiaku
masih terlalu muda untuk berada di sini,namun ibuku mendaftarkan ku disini dan
aku hanya dapat menerimanya. Beberapa orang tua murid senang sekali jika berada
di dekatku.
“Seandainya kami memiliki anak secerdas mu,aku
pasti akan membelikan apa saja yang kamu mau”
“Kalau aku memiliki anak seperti mu,akan ku
biayai kemana pun sekolahnya”
Mendengar hal itu,ibuku hanya tersenyum dan
sesekali ikut mengobrol dengan mereka. ‘Aku tidak suka berada disini’ ucapku dalam hati. Lalu aku lari menuju
sebuah ayunan,disana ada seorang anak perempuan yang mungkin seumuran dengan
ku. Lalu ia menatapku dan tersenyum. Entah kenapa aku sangat ingin bicara
dengannya,walaupun bicara dengan orang yang baru ku lihat adalah bukan
kebiasaan ku. Aku mendekatinya dan duduk di ayunan.
“Hai,nama kamu siapa?” Tanya nya.
“Ava” jawabku singkat.
“Ohh,namaku fuko” sahutnya sambil mengulurkan
tangan.
“Kamu tinggal dengan siapa,fuko?” Tanyaku. Aku
curiga dia seperti anak yang sudah tidak memiliki keluarga. Lalu ia tersenyum.
“Aku tinggal sendiri”
“lalu bagaimana cara kamu memasak? Mencuci?
Mencari uang?”
“Aku tidak memerlukan semua itu”
“Lalu ? Bukankan semua manusia perlu itu?”
tanyaku makin penasaran.
Ketika aku menunggu fuko menjawab pertanyaan
ku,tiba – tiba ibuku datang. Aku tahu,pasti ia akan menceritakan beberapa hal
tadi kepadaku.
“Ava,kamu dari tadi main sendirian disini ? ayo
pulang,ini sudah siang” sendirian? Apa maksudnya? Bukannkah aku sedang bersama
fuko saat ini,tapi mengapa ibuku bilang kalau aku sendirian?
Lagi – lagi aku bermimpi tentang masa kecilku.
Padahal aku tidak pernah ingin mengingatnya lagi. Entahlah,mungkin aku hanya
merasa stress atau sedikit sakit.
“Ava yoraa ! bangun bangun ! Udah sampe nih,masih
mau tidur aja?”
“Hmm…iya iyaa”
jawabku malas – malasan.
“Eh va,bentar ya,bokap gue telfon”
Sambil menunggu fraya selesai menelfon,aku
hanya memandang sepatuku yang mulai kucel karena sudah 1 minggu tidak di cuci.
“Va,kayaknya gue gak bisa stay di rumah lu deh
malem ini,bokap gue baru balik soalnya. Ya lu tau kan dia balik 3 bulan
sekali,jadi gue mesti ketemu dia. Gapapa kan va ?”
“Ohh,iyaudah,lu balik aja dulu fra. Ntar kalo
ada waktu kita main lagi”
“Oke..bye vaa~”
Fraya pergi dan aku hanya sendirian dengan bibi
di rumah. Dari kecil orang tua ku jarang berada di rumah,mereka menganggap aku
dapat mengurus diriku sendiri dan juga karena ada bibi yang membantu. Bibi
adalah asisten rumah tangga di rumah ku. Ia bekerja disini sejak aku masih
berumur 4 tahun sampai sekarang. Bibi seperti menggantikan sosok ibu bagiku.
Ayah dan Ibu ku lebih menyukai traveling dibandingkan mengurus pekerjaan nya.
Jadi jika kalian kira orang tua ku jarang ada di rumah karena bekerja,kalian
salah. Mereka sering sekali mengajaku,tapi aku selalu menolak.
Aku berjalan menuju kamar sambil malas –
malasan.
“Non ava abis dari mana non? Tadi papa nya non
ava telfon” kata bibi. ‘deg’. Papah ?
“Apa katanya?”
“Dia nanya bagaimana perkembangan sekolah non
ava.” sahutnya.
“Hanya itu? Oh ya sudah,aku mau tidur dulu ya
bi. Selamat malam”
Aku menutup pintu kamar dan menguncinya. Kenapa
papa bertanya seperti itu? Bukannya dia sudah tau jawabannya? Lagipula,kalau
dia memang benar – benar peduli kepada ku,kenapa dia tidak datang saja dan
memastikannya sendiri?
“Mah,pah. Nanti pas ava ulang tahun yang ke 5 ,ava
mau jalan – jalan sama mama dan papa yaa” pinta ku.
“Memang kamu mau jalan – jalan kemana va?”
sahut papaku.
“Ava mau ke flores,mau lihat laut”
“Ya sudah,nanti ayah akan pesan tiket untuk
kita”
“Makasih pah” aku berlari meninggalkan papa
menuju taman dan membentuk sebuah kupu – kupu berwarna hitam dari kertas origami ku.
“Pah,bukannya saat ava ulang tahun,kita ada
janji dengan pak Viki Sandi? Mengenai bisnis kita?” kata ibuku.
“Yah,mau bagaimana lagi mah,aku gak tega nolak
permintaan ava. Semoga ava mau jika jalan – jalan nya di gantikan dengan hadiah
yang lain”
“Semoga saja begitu”
Aku mendengar percakapan itu samar – samar dari
tempatku. Apa maksud perkataan papa ? Hadiah yang lain? Apa kali ini mereka
juga akan meninggalkan ku sendirian?
***~***~***~***~***~***~***
Aku
keluar kamar dan sudah di sambut dengan beberapa bunga matahari di depan
kamarku. Aku ingat,hari ini adalah hari ulang tahunku. Tapi,kemana mama dan
papa ?. Aku berjalan menuju ruang keluarga dan menemukan begitu banyak hadiah.
Aku melihat handycam ibuku dan aku membuka salah satu video disana.
“Selamat ulang tahun sayang, Maaf mamah dan
papa tidak bisa berada di sana karena ada beberapa urusan yang harus kami
selesaikan. Maaf ya sayang,Semoga kamu suka hadiahnya” ucap ibuku di videonya.
Pipiku terasa basah oleh air mataku. Tidak
bisakah mereka meluangkan satu hari saja untuk ku ? setidaknya di hari ulang
tahun ku. Tidak bisakah? Apa aku tidak penting bagi mereka ?
“Aku gak butuh semua itu, Aku hanya butuh
kalian ! ”
‘ tok tok tok’. “Non,bangun non. Ini sudah jam
5 pagi,ayo mandi dan siap – siap. Nanti bibi siapkan sarapan di bawah ya non”
bibi membangunkan ku.
“Iya bi”
Aku diam sejenak menunggu nyawaku kembali
sepenuhnya. Kenapa lagi- lagi aku memimpikan masa lalu ku ?. Haaah…. Aku tidak
ingin memikirkannya saat ini. Aku mandi dan bersiap – siap kesekolah pagi ini.
Aku turun kebawah dan melihat bibi yang sedang menuang susu di gelasku. Aku
sarapan dengan muka yang masih mengantuk. Aku tidak dapat tidur nyenyak akhir –
akhir ini karena mimpi itu. Aku menghabiskan sarapanku dan segera pergi ke
sekolah. Namun aku terkejut melihat fuko
yang tiba – tiba berada di sebelah ku.
TO BE CONTINUE.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar