Rabu, 25 Maret 2015

ESCAPE

1

Ava Nagisa Yora

“meooongg….” Errr, aku tidak tahu kenapa kucing itu akhir – akhir ini sering sekali kabur jika ku gendong. Aku rasa aku tidak bau – bau amat deh.  “Lusii,come on” kataku sambil menggerak – gerakan tikus mainan yang ku beli beberapa bulan lalu di Pet Shop. Lusi hanya melihat mainannya sambil tidur – tiduran di lantai.
“Avaaa,lagi ngapain sih ? daripada ngobrol sama si Lusi yang gak bisa ngomong, mending lu bantuin gue deh,lagian liat tuh si Lusi,lagi ngantuk dia,udah biarin aja”
“iya fra,bantuin apaan emang ?” aku yang melihat fraya sedang sibuk sendiri dengan tugasnya kadang suka merasa kasihan juga sih,tapi ketika aku ingin membantunya,entah kenapa aku malah males sendiri melihat tugas – tugasnya yang menumpuk.
Fraya adalah temanku saat sejak aku duduk di kelas 5 SD. Namanya Fraya Ivie Agatha aku biasanya memangilnya afra. Usianya setahun lebih tua dariku. Oh iya,sampai lupa memperkenalkan diriku. Namaku Ava Nagisa Yora aku berusia 16 tahun dan aku saat ini duduk di bangku kelas 2 SMA. Fraya adalah teman sekelasku sejak kami masih di sekolah dasar,namun ketika SMP,kami sekolah di sekolah yang berbeda.
“Eh va,gajadi deh,kita hang out yuk” kata fraya sambil merapikan buku dan leptopnya.
“Lho ? tugasnya udah selesai fra ?”
“Yahh,belom sih,cuma yaudah lah,ntar aja gue kerjain lagi. Lagi pengen main nih,cabut yuk”
“Errr…mau hang out kemana ?”
“Udah ikut aja,yuk sana siap – siap,gue tunggu di bawah ya”
            Akhirnya aku ikut juga dengan fraya walaupun sebenarnya aku sedang malas kemana – mana. Fraya sangan sering datang kerumah ku,baik hanya untuk ngobrol,mengerjakan tugas, sampai melakukan kegiatan tidak berguna seperti karoke di kamarku. Aku tidak memiliki banyak teman,karena aku tidak terlalu suka dengan hal – hal seperti itu. Aku tidak suka membuang – buang waktuku hanya untuk ngobrol dengan teman – teman ku saat istirahat untuk membicarakan hal yang tidak penting. Maksudku,bukan berarti aku adalah anak genius yang akan membicarakan politik atau apalah,tapi aku memang tidak begitu tertarik dengan dunia di sekitarku.
           

“Ava,ayo turun,udah sampe nih”
            “Tempat apaan nih ? lu gak akan ngebawa gue ke tempat yang aneh – aneh gitu kan ?”
Aku sedikit curiga dengannya. Waktu itu,Fraya pernah membawaku ke sebuah salon yang isinya Lady Boy semua,dia bilang kalo di creambath sama bencong – bencong itu seru,soalnya kadang si bencong itu suka ngomong kata – kata ala banci yang bikin fraya happy. Aku tidak  megerti  dimana letak nya hal yang membuat fraya senang itu.
“Enggak va,tenang aja lagih,kita bakal have fun kok di sini”
“yeeh,fun versi lo sama versi gue beda kali fra”
“Ya itu mah berarti selera lo aja yang jelek,yaudah yuk masuk”
Aku mulai melangkahkan kakiku di tempat yang bernama ‘glory fory’ ini. Dilihat dari nama tempatnya saja sudak membuatku berfikir tempat ini  adalah sebuah bar atau café yang pastinya ramai. Namun ketika aku memasuki tempat itu,perkiraan ku salah. Ini adalah sebuah café yang di desain mirip seperti museum dan bioskop dijadikan satu. Wallpaper tempat ini berwarna biru donker dengan beberapa lukisan yang bersinar yang terpajang di sepanjang dindingnya. Kami duduk di salah satu tempat dan memesan hot chocolate.
“Nah,it’s time for the music !”
Datanglah beberapa orang yang membawa gitar dan biola. Mereka mulai memainkan alat musiknya masing – masing,dan salah satu dari mereka mulai bernyanyi.

Say something, I’m giving up on you
I’ll be the one, if you want me to
Anywhere, I would’ve followed you
Say something, I’m giving up on you
And I am feeling so small
It was over my head
I know nothing at all

Entah kenapa,aku merasa ada seseorang yang sedang memperhatikan ku sejak tadi. Dan aku merasa,perasaan seperti ini tak asing bagiku. Sepeti aku pernah mesarakanya sebelumnya. Aku melihat ke sekeliling ku dan aku menemukan sepasang mata yang sedang melihat ke arah ku juga,namun bebrapa detik kemudian,ia memalingkan wajahnya. Dan lagi – lagi perasaan itu muncul,aku seperti mengenal mata itu. Déjà vu.

“Mah,lihat deh” kataku sambil menunjuk sebuah berita di Koran ‘Pengusaha kaya jatuh miskin akibat terlilit hutang’.
“iya?”
“Kok dia bisa jatuh miskin mah ? padahal kan di seorang pengusaha yang sukses”
“Ava,kamu tau sebuah roda yang berputar? Kehidupan kita itu seperti roda, ada saatnya kita bahagia,ada saatnya juga kita harus menangis. Ada saatnya kita sukses dan ada saatnya juga kita jatuh”
“Tapi mah,ava gamau jatuh, bagaimana kalau ava ganjal rasa roda itu biar dia tidak bisa berputar?”
‘darimana anak ini mempelajari kata – kata seperti itu di usianya yang masih 4 tahun?’ . “memang ava bisa ?”
“Memang mamah pernah lihat ava gagal ngerjain sesuatu?” Tanya ku yang baru saja mendapatkan kupu – kupu hitam yang ku tangkap di taman ini. Tiba – tiba aku merasa seperti ada seseorang yang meperhatikanku.
“Mamah masuk dulu ya va,hati – hati jangan main jauh – jauh” kata ibu ku yang belum menjawab pertanyaan ku tadi.
Aku memperhatikan sekelilingku, ’atau jangan – jangan Fuko ada disini ?’ ah,tapi kalau fuko ada disini,sudah pasti aku dapat melihatnya. Lalu aku melihat ke sekeliling ku lagi,dan aku melihat sepasang mata yang melihat ke arah ku. Seorang anak laki – laki yang memakai kemeja biru dan celana sebetis. Lalu beberapa detik kemudian,ia pergi. Aku merasa aku tidak pernah melihatnya sebelumnya. Apa dia jahat ? atau dia baik ? bisakah ia menjadi teman pertama ku ?



“va? Avaa! “ fraya setengah teriak,membuat beberapa pengunjung memperhatikannya.
“Eh iya? Kenapa fra?”
“Lu kenapa sih dari tadi bengong aja?  Mikirin cowok ya ?” tebaknya.
“Yehh,sembarangan aja,kapan kali gue pernah mikirin cowok”
“Yaa kali aja va,ada mukzizat elo bisa jatuh cinta gitu”
“Ah, gak tertarik gue sama cinta – cinta an” jawabku jujur.
Sejak dulu,aku memang tidak pernah merasa jatuh cinta pada seseorang. Menurutku itu tidak begitu penting. Aku merasa tadi aku sedang bermimpi,padahal aku tidak tertidur. Kemudian aku melihat sekeliling dan mencoba menemukan sepasang mata yang tadi menatapku. Namun itu nihil,ia sudah tak ada lagi di tempatnya. Aku segera menimum minuman ku dan bersiap untuk pulang. Namun,siapa orang yang tadi menatap ku? Apa aku mengenalnya? Apa kita pernah bertemu ? apa dia mengenalku?. Aku tidak tahu.







TO BE CONTINUE......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar